Seluruhnya, telah terjadi lima kali gempa yang bisa dirasakan guncangannya sepanjang dinihari sampai pagi ini, Selasa 18 Maret 2025.
Jakarta – Serangkaian gempa dengan Magnitudo lebih dari 5,0 dicatat BMKG terjadi di wilayah Indonesia sepanjang Selasa dinihari hingga pagi ini, 18 Maret 2025. Dua dari empat gempa terkini itu terjadi di Sumatera Utara.
Menurut data BMKG, kedua gempa di Sumatera Utara itu adalah M5,5 dan M5,6 pada pukul 5.22 dan 5.23 WIB. Masing-masing memiliki episentrum di darat, 17 kilometer tenggara Tapanuli Utara, dan di laut, 83 kilometer barat daya Mandailing Natal.
Di antara keduanya, gempa M5,5 di Tapanuli Utara memberi guncangan terkuat, yakni hingga skala IV-V MMI. Skala V MMI sudah tergolong gempa merusak karena jendela kaca dan plester dinding bisa dibuat pecah.
Terlebih gempa M5,5 di Tapanuli Utara itu termasuk gempa dangkal, dari kedalaman 10 kilometer. Pemicunya adalah aktvitas Sesar Besar Sumatra. Guncangannya yang terkuat dipetakan dirasakan di Tarutung, kecamatan yang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.
Adapun gempa M5,6 di Mandailing Natal disebutkan berasal dari kedalaman 109 kilometer. Guncangannya dirasakan pada skala III MMI di Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Kota Padangsidimpuan. Pada skala ini, getaran gempa dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk melintas.
Dua gempa kuat lainnya adalah M6,0 di Maluku pada pukul 00.32 WIB dan M5,3 di NTT pada pukul 00.42 WIB. Keduanya berpusat di laut. Yang pertama, 46 kilometer barat laut Seram Timur, Maluku Tengah. Yang kedua, 63 kilometer barat laut Timor Tengah Utara.
Gempa M6,0 dari Seram Timur dipetakan BMKG berasal dari kedalaman 10 kilometer dan menyebabkan guncangan dengan intensitas sampai IV MMI di Kobisonta. Sedangkan gempa M5,3 dari Timor Tengah Utara bisa dirasakan pada skala III MMI di Lembata.
Diluar empat gempa dengan Magnitudo lebih dari 5,0 itu, BMKG juga mencatat satu gempa lagi yang bisa dirasakan. Gempa itu terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada pukul 02.02 WIB. Gempa M2,5 ini dirasakan lemah, yakni pada skala II MMI.
